Posted by Mahmuddin pada Desember 15, 2010
Menurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan
sering dijumpai pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis,
wirausahawan, faktor geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga
mendominasi proses kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons
mengemukakan lima faktor pendorong proses kewirausahaan sebagai berikut:
- digerakkan
oleh semangat meraih peluang bisnis.
- digerakkan
oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.
- hemat
dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.
- sadar
akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.
- terintegrasi
dan holistik.
Kelima hal di atas merupakan komponen proses kewirausahaan terkontrol yang
dapat diukur, dipengaruhi dan diubah. Pendiri dan invenstor memfokuskan diri
pada faktor ini saat melakukan proses analisis risiko dan menentukan upaya
perubahan untuk meningkatkan peluang sukses ventura.
Faktor-faktor pendorong kewirausahaan
Menurut Saifudin (2002), faktor pemicu kewirausahaan ditentukan oleh
“property light”, competency incentives, dan environment. Sedangkan menurut
Kuncara (2008:1) faktor pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal
dan faktor eksternal sebagai berikut:
- faktor
internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita
mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur
terpenting, yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali
emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri
sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau
percaya diri. (2) Pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola
emosi-emosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran
dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam
menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan,
pendekatan dan informasi-informasi baru. (3) Motivasi. Ini menyangkut
dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk
memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan
kegagalan.
- Faktor
eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita
menangani suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur
terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami
orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang
lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi
kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan,
mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah
kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. (2)
Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk
meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan,
membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola
perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk
tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan
kepentingan bersama.
Menurut Timmons (2008:40), wirausahawan harus menjauhi arena persaingan
yang sekiranya tidak menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada
secara kreatif untuk menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan
nilai perusahaan yang disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga
menarik minat perusahaan modal untuk berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini
terjadi kecenderungan di mana wirausahawan yang telah sukses membawa
pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi nilai tambah untuk menjadi
invenstor terhadap perusahaan pemula yang berpotensi tinggi. Salah satu
kriteria ventura potensial adalah mampu mengidentifikasi mitra dalam hal
pendanaan dan anggota tim inti. Mereka mencari penyandang dana yang memiliki
nilai tambah yakni dapat meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara
keseluruhan. Dari kesemua hal berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya
adalah ventura terkait dengan pilihan gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia,
sehingga seseorang bisa hidup sesuai dengan keinginannya, sementara perusahaan
terus berkembang.
Timmons (2008:41) menggambarkan faktor pendorong yang mendasari kesuksesan
ventura baru melalui tiga faktor yaitu peluang usaha, sumber daya, dan tim.
Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi menciptakan keseimbangan sebagaimana
diilustrasikan pada bagan Timmons. Proses kewirausahaan diawali dengan peluang
usaha (bukan uang), strategi, jaringan, tim, atau rencana bisnis. Peluang usaha
terjadi dengan sendirinya di luar kontrol siapa pun. Tugas wirausahawan dan
timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan.
Wirausahawan bagai seorang akrobator yang harus menjada tiga buah bola agar
tetap di udara sambil melompat-lompat di atas trampoline. Seperti itulah
kondisi sebuah perusahaan pemula. Rencana bisnis merupakan bahasa dan kode
untuk mengkomunikasikan kualitas dari tiga kekuatan dalan bagan Timmons untuk
mencapai kesesuaian dan keseimbangan.
Dari bagan di atas, Timmons menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya
peluang usaha menentukan bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan
tim.
- Peluang
usaha, merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha
dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran
pasar yang baik, besarnya marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan
memiliki kekuatan bila investor mendapatkan modalnya kembali.
- Sumber
daya, yakni potensi dan kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan
penghematan. Wirausahawan yang sukses adalah yang dapat menghemat modal
dan memanfaatkannya dengan cerdik.
- Tim
Kewirausahawan, dipimpin oleh wirausahawan yang sudah memiliki pengalaman
kerja yang sukses. Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat,
menghargai yang berhasil tetapi juga membantu yang gagal. Menerapkan
standar perilaku dan performa yang tinggi pada tim.
Hubungan antara ketiga kekuatan bagan Timmons harus diwarnai oleh konsep
kesesuaian dan keseimbangan. Dengan demikian, tugas wirausahawan dan timnya
adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Dalam
artian, dia harus bisa menguasai keadaan sehingga bisa mencapai keberhasilan
usaha.
Dasar dari proses kewirausahaan ada dua, yaitu logika dan trial and error
dengan menggunakan intuisi dan perencanaan. Namun keberhasilan dari suatu proposal
ventura banyak tergantung pada kesesuaian faktor kekuatan yang dapat meyakinkan
investor. Tidak ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah proses
kewirausahaan. Oleh karena itu, kesigapan dalam melihat suatu peluang dan
keputusan untuk meraihnya memiliki nilai tersendiri dalam proses kewirausahaan.
Tahapan Proses kewirausahaan
Menurut Koncoro (2008:2) dan Saifudin (2002), proses terjadinya
kewirausahaan terdiri atas tiga tahapan sebagai berikut:
- Tahap
Imitasi dan duplikasi (imitating & duplicating). Pada tahap
ini, para wirausaha meniru ide-ide orang lain, baik dari segi teknik
produksi, desain, proses, organisasi usaha dan pola pemasarannya.
- Tahap
duplikasi dan pengembangan (duplicating & developing). Pada
tahap ini, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya, walaupun
masih dalam perkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis.
- Tahap
menciptakan sendiri produk baru yang berbeda (creating new and
different). Pada tahap ini, para wirausaha sudah mulai berpikir untuk
mencapai hasil yang lebih baik lagi, dengan cara menciptakan produk yang
baru dan berbeda. Hal ini didasarkan karena wirausaha sudah mulai bosan
dengan proses produksi yang ada, keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap
hasil yang sudah ada.
Faktor-faktor yang berperan dalam kesuksesan
kewirausahaan
Menurut Kuncara (2008:3-4) kunci sukses seorang pengusaha di dalam
memenangkan pasar adalah kekuatan peranan dalam berinovasi dan menciptakan
ide-ide brilian dalam menembus market share. Inovasi bukanlah berarti
menciptakan sebuah produk baru. Inovasi dapat berwujud apa saja, mulai dari,
baik dalam bentuk jasa maupaun produk. Inovasi juga bisa dilakukan dengan
mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan modifikasi untuk
membuat hasil yang lebih baik. Atau dari modifikasi tersebut akan melahirkan
sebuah produk baru lagi. Salah satu metode inovasi adalah ala Jepang, yaitu
dengan prinsip ATM; Amati Tiru Modifikasi.
Untuk menjadi wirausaha sukses dan tangguh melalui inovasi, maka harus
menerapkan beberapa hal berikut:
- Seorang
wirausaha harus mampu beripikir secara Kreatif, yaitu dengan berani keluar
dari kerangka bisnis yang sudah ada. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih
baik.
- Seorang
wirausaha juga harus bisa membaca arah perkembangan dunia usaha. Misalnya,
saat ini sedang maraknya penggunaan Teknologi Informasi dalam dunia
bisnis.
- Seorang
wirausaha harus dapat menunjukkan nilai lebih dari produk yang
dimilikinya, agar konsumen tidak merasa produk yang ditawarkan terlalu
mahal.
- Seorang
wirausaha perlu menumbuhkan sebuah kerjasama tim, sikap leadership,
kebersamaan dan membangun hubungan yang baik dengan karyawannya.
- Seorang
wirausaha harus mampu membangun personal approach yang baik dengan
lingkungan sekitarnya dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah
diraihnya.
- Seorang
wirausaha harus selalu meng-upgrade ilmu yang dimilikinya untuk
meningkatkan hasil usaha yang dijalankannya. Hal ini dapat ditempuhnya
dengan cara membaca buku-buku, artikel, internet, ataupun bertanya pada
yang ahlinya.
- Seorang
wirausaha harus bisa menjawab tantangan masa depan dan mampu menjalankan
konsep manajemen dan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk
mempelajari segala situasi bisnis atau usaha yang cepat berkembang dan
berubah sangat cepat. Untuk itu perlunya daya kreativitas yang tinggi,
analisis yang baik, intuisi yang tajam, kemampuan networking yang
mendukung, serta strategi jitu dalam memasarkan produk atau jasa yang
dimilikinya.
Saifudin (2008:3) mengemukakan beberapa faktor penyebab kegagalan kewirausahaan,
sebagai berikut:
- Tidak
kompeten dalam manajerial,
- Kurang
berpengalaman dalam operasi dan menghasilkan produk
- Lemah
dalam pengendalian keuangan
- Gagal
dalam perencanaan program bisnis
- Lokasi
yang kurang memadai
- Kurangnya
pengawasan peralatan
- Sikap
yang tidak bersungguh-sungguh dalam usaha
- Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan/transisi wirausaha
- Keadaan
yang menjadikan pesimistik dalam usaha:
- Pendapatan
yang tak menentu
- Kerugian
akibat hilangnya modal investasi
- Butuh
waktu lama untuk recovery
- Kualitas
kehidupan yang tetap rendah meski usahanya mantap
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh seseorang ketika terlibat dalam
wirausahawan dikemukakan oleh Saifudin (2008:3), sebagai berikut:
- Otonomi,
pengelolaan yang ‘merdeka’ membuat wirausahawan menjadi seorang ‘boss’
yang penuh kepuasan.
- Tantangan
awal dan motif berprestasi, merupakan pendorong yang baik dan berpeluang
untuk mengembangkan konsep usaha yang menghasilkan keuntungan.
- Kontrol
Finansial, bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan
miliki sendiri yang dapat diaturnya.
Sedangkan kerugian yang mungkin dapat dirasakan oleh seorang wirausahawan
juga dikemukakan oleh Saifudin (2008:3) sebagai berikut:
- Pengorbanan
personal, pada awalnya wirausaha harus bekerja dalam waktu lama dan sibuk,
sedikit waktu untuk keluarganya dan relaksasi.
- Beban
tanggung jawab, wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
- Margin
keuntungan yang kecil dan kemungkinan gagal. Wirausaha yang menggunakan
modal sendiri, maka profit margin yang diperoleh relative kecil dan ada
kemungkinan gagal.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh National Center for enterpreneural
Research berhasil mengidentifikasi 26 perilaku perusahan-perusahaan potensial
yang berkembang di dunia yang menunjang kesuksesannya. Perilaku-perlaku
tersebut, dikelompokkan dalam empat area utama yaitu perilaku pemasaran,
perilaku keuangan, perilaku manajemen, dan perilaku perencanaan.
Dalam hal pelaksanaan kewirausahaan, hasil penelitian menemukan menemukan
tiga faktor yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yiatu:
- Kepribadian.
Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi dia
harus memiliki beberapa keterampilan yang bisa dipelajari. Yang diperlukan
adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak
hanya memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan
manajerial, keterampilan bisnis, dan relasi yang baik.
- Pengalaman.
Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi
kunci keberhasilan. Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi dan
bertindak berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, kesuksesan juga
berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang matang.
- Pembimbing,
separuh wirausahawan sukses memiliki orang tua yang juga wirausahawan atau
panutan.
Dengan semakin berkembangnya dunia kewirausahaan, maka muncul persepsi umum
bahkan steroetipe tentang wirausahawan sukses seperti mitos-mitos. Namun hasil
penelitian menunjukkan bahwa banyak pendiri perusahaan terkemuka yang menjadi
sukses karena menolak menjadi seperti wirausahawan pada umumnya. Salah satu
contoh mitos dalam kewirausahaan adalah modal merupakan keharusan untuk
perusahaan pemula.
Namun realitasnya, modal akan datang dengan sendirinya bila wirausahawan
memiliki pengalaman dan keterampilan. Oleh karena itu, kewirusahaan bukanlah
suatu tujuan akhir, tetapi suatu jalan untuk bisa melihat dan meraih peluang
usaha yang ada, sekaligus menjadi sarana bagi kaum muda untuk meraih cita-cita mereka.
Dinamika dan kompleksitas proses kewirausahaan memerlukan suatu kecerdasan
tersendiri. Sehingga seorang jenius belum tentu bisa menjadi wirausahawan
sukses, kecerdasan membutuhkan keterampilan dan sifat-sifat lain yang
dibutuhkan dalam berwirausaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar