A. Pendahuluan
Pembelajaran merupakan
kegiatan yang bernilai edukatif yang mewarnai interaksi yang terjadi antara
guru dan siswa. Interaksi bernilai edukatif karena kegiatan yang dilakukan
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran
dilakukan. Guru dengan penuh kesadaran melakukan kegiatan secara sistematis
dengan memanfaatkan segala sesuatu untuk kepentingan pembelajaran.
Guru selalu dituntut agar
materi pembelajaran yang disampaikan dapat dikuasai siswa secara tuntas. Hal
ini menjadi permasalahan yang cukup sulit bagi guru, karena siswa bukan hanya
sebagai individu dengan semua keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk
sosial dengan latar belakang yang berbeda. Paling tidak ada tiga aspek yang
membedakan siswa dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, aspek psikologis,
dan aspek biologis.
Ketiga aspek tersebut
diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan sikap dan perilaku siswa
bervariasi di sekolah. Hal itu pula yang menjadikan berat tugas guru dalam
mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena
masalah kesulitan mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas,
tujuan pembelajaranpun sulit untuk dicapai. Sebenarnya hal ini tidak perlu
terjadi, apabila ada usaha yang dilakukan oleh guru. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan meminimalkan jumlah siswa di kelas, mengaplikasikan
beberapa prinsip pengelolaan kelas, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat.
Di samping itu, perlu memanfaatkan media pembelajaran yang telah ada dan
mengupayakan pengadaan media pembelajaran baru demi mewujudkan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
Seiring dengan kemajuan
teknologi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan di sekolah,
maka penggunaan alat-alat atau media pembelajaran juga harus menyesuaikan
dengan kemajuan teknologi tersebut. Penggunaan media teknologi membuat
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Tidak hanya itu, perkembangan
pendidikan di sekolah semakin lama semakin mengalami perubahan dan mendorong
berbagai usaha perubahan.
Saat ini, pembelajaran di
sekolah mulai disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi. Hal itu
menyebabkan terjadi perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan. Pembelajaran
yang semula hanya menggunakan metode ceramah konvensional atau verbal semata
menjadi pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan. Pembelajaran yang
semula siswa sebagai obyek pasif yang hanya menerima apa adanya dari guru,
menjadi pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif dan menyenangkan memerlukan sarana yang dapat digunakan
sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan
efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran, setidaknya sarana yang efektif
dan efisien dalam bentuknya, komponen lingkungannya, alat fisiknya, dan
komunikasinya. Demikian pula dengan Pendidikan Agama Islam juga memerlukan
sarana pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses
belajar mengajar. Sarana pembelajaran tersebut dikenal dengan istilah media
pembelajaran.
Dalam proses belajar
mengajar Pendidikan Agama Islam, kehadiran media pembelajaran sangat penting
artinya dan merupakan suatu keharusan. Ketiadaan media sangat memengaruhi
proses belajar mengajar, media pembelajaran dapat membantu mengatasi
ketidakjelasan materi yang disampaikan menjadi jelas dan mudah diterima oleh
siswa.
B. Pembahasan
1.
Pengertian Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Arsyad (2011, hlm.3)
menyebutkan, ”Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti
tengah, perantara, pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وسائل)
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”. Pengertian ini mengacu pada perantara yang
mendistribusikan pesan dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Perantara
dapat berbentuk alat fisik, sebagaimana pendapat Briggs seperti dikutip oleh
Ramayulis (2011, hlm. 250) yang mendefinisikan media sebagai segala bentuk alat
fisik yang dapat menyajikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Alat fisik yang digunakan
untuk menyajikan pesan kepada penerimanya untuk merangsang siswa agar mau dan
aktif dalam belajar. Pengertian tersebut senada dengan pendapat Rustyah NK
sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm. 250) menyebutkan bahwa
pengertian media mengacu pada penggunaan alat yang berupa benda untuk membantu
proses penyampaian pesan.
Ada kata kunci baru yang
muncul dari pengertian menurut Rustyah, yaitu media sebagai alat bantu proses
penyampaian pesan. Alat bantu mempunyai pengertian yang lebih luas dari sekedar
alat berbentuk fisik. Hal ini lebih dipertegas oleh Basyiruddin Usman (2002,
hlm.127) yang menyebutkan, ”Pengertian media secara lebih luas dapat diartikan
manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap”. Demikian pula pendapat Gegne
sebagaimana dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm.250) menyebutkan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
peserta didik untuk belajar.
Kedua pendapat terakhir
mengandung pengertian yang lebih luas dibanding dengan pengertian-pengertian
sebelumnya. Media merupakan semua komponen yang terkait dengan proses
penyampaian pesan. Media pembelajaran dan alat pembelajaran mempunyai
pengertian yang sama, sebagaimana pendapat Daradjat (1984, hlm.80) yang
menyebutkan bahwa pengertian alat pendidikan sama dengan media pendidikan
sebagai sarana pendidikan.
Media pembelajaran
merupakan media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu
guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima
pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media pembelajaran
dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada
siswa. Jika media pembelajaran didesain dan dikembangkan secara baik, maka
peran guru dapat diperankan oleh media
pembelajaran meskipun tanpa keberadaan guru.
Keberadaan media
pembelajaran akan menjadikan materi pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi
lebih konkrit. Siswa menjadi aktif dan memperoleh pengalaman langsung melalui
media pembelajaran.
Secara garis besar
pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai perantara
atau pengantar, alat bantu mengajar, sarana pembawa/penyalur pesan, sumber
belajar, dan alat perangsang siswa agar pembelajaran menjadi lebih konkrit dan
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar yang efektif dan efisien.
2.
Tujuan Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Basyiruddin Usman (2002, hlm. 19)
menyebutkan, ”Media
pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu
proses kegiatan belajar mengajar”. Peningkatan mutu proses kegiatan
belajar mengajar menjadi tujuan dari penggunaan media pembelajaran. Mutu proses
belajar mengajar mengindikasikan bahwa belajar mengajar dengan menggunakan
media pembelajaran akan meningkatkan efisiensi pembelajaran, guru dapat tetap
menjaga relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, dan akan sangat membantu
siswa untuk berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
Tujuan penggunaan media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai alat bantu pembelajaran,
yaitu: mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan efisiensi pembelajaran,
menjaga relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, dan membantu konsentrasi
siswa.
3.
Fungsi Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sebagai alat bantu, media berfungsi melicinkan
jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Ramayulis 2002, hlm.
190).
Sebagai pelicin jalan mencapai tujuan
pembelajaran media harus mampu
menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Harus diingat bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Dalam proses
komunikasi haru sada pesan yang disampaikan, pesan dalam hal ini berupa materi
pembelajaran. Pesan harus disampaikan dengan media yang cocok dan kreatif,
sehingga siswa akan terangsang untuk mengikuti proses pembelajaran dengan
serius dan aktif.
Fungsi media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam antara lain: memperlancar interaksi antara guru dan
siswa, serta perangsang pembelajaran.
4.
Manfaat Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Bahri Djamarah (2002,
hlm.138) menyebutkan bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses
belajar siswa dalam pengajaran, yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ramayulis (2002, hlm. 190) menyebutkan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media akan mempertinggi
kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti
kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan
hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar.
Beberapa manfaat tersebut antara lain: penyeragamanan penyampaian materi,
materi lebih jelas dan menarik, pembelajaran lebih interaktif, efisiensi waktu
dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, pembelajaran dapat
dilakukan kapanpun dan di manapun, menumbuhkan sikap positif dalam belajar,
pembelajaran lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan
belajar.
5.
Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Gerlach dan Ely
sebagaimana dikutip oleh Arsyad (2011, hlm. 12-14) mengemukakan tiga ciri
media, yaitu: ciri fiksatif (fixative property), ciri manipulatif (manipulative
property), dan ciri distributif (distributive property).
Sebuah media pembelajaran
dikatakan memiliki ciri fiksatif apabila media pembelajaran tersebut mampu
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau
objek.
Media pembelajaran dikatakan memiliki
ciri manipulatif apabila media pembelajaran tersebut mampu mentransformasi suatu kejadian atau
objek. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar. Kemampuan
media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila
terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan
bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang
tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah
sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.
Media pembelajaran dikatakan memiliki ciri distributif apabila suatu objek atau kejadian mampu ditransformasikan melalui ruang dan
secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadin tersebut.
6.
Jenis Media Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Basyiruddin Usman (2002,
hlm.127-128) menggolongkan media menjadi delapan kategori, yaitu: realthings,
verval representation, grafic representation, still picture, motion picture,
audio (recording), simulation.
Usaha Nabi dalam
menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya
yaitu dengan menggunakan media yang tepat berupa media contoh/teladan
perbuatan-perbuatan baik nabi sendiri (Uswatun Khasanah). Istilah
”Uswatun Khasanah” barangkali dapat diidentifikasikan dengan ”demonstrasi”
yaitu memberikan contoh dan menunjukkan tentang cara berbuat atau melakukan
sesuatu. Media
ini selalu digunakan nabi dalam
mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada umatnya, misalnya dalam mempraktekkan
sholat dan lain-lain. Selanjutnya,
melalui suri tauladan atau model perbuatan dan tindakan yang baik, maka
guru agama akan dapat menumbuhkembangkan sifat dan sikap yang baik pula
terhadap anak didik. Begitupula sebaliknya. (Basyiruddin Usman 2002, hlm. 116)
Kemudian daripada itu,
media pendidikan agama dapat juga diartikan semua aktivitas yang ada
hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang dapat
diperagakan maupun teknik/metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru
agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan
dengan ajaran Islam. (Nawawi 1993, hlm. 213)
Media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.
Media yang bersifat benda
1)
Media visual, misal: grafik, diagram, chart, bagan, poster, dan
komik.
2)
Audial, misal: radio, tape recorder, dan laboratorium.
3)
Projected still media, misal: slide, OHP, dan infocus.
4)
Projected motion media, misal: film, televisi, video, komputer, dan internet.
b.
Media yang bersifat bukan benda
Media yang bersifat bukan
benda meliputi keteladanan, perintah/larangan, dan ganjaran/hukuman.
Setiap media pembelajaran
memiliki karakteristik masing-masing, khususnya kelebihan dan kekurangannya.
Oleh karena itu, guru harus benar-benar memperhatikan karakteristik dari
masing-masing media tersebut. Ketika media yang dipilih tidak tepat, maka
pembelajaran tidak akan berjalan lebih baik, karena media pembelajaran tidak
dapat berfungsi dengan baik sebagai alat bantu yang memperlancar kegiatan
belajar mengajar.
7.
Pemilihan Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Tidak semua media
pembelajaran cocok digunakan dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu
dilakukan pertimbangan dalam memilih media supaya penggunaan media pembelajaran
tersebut benar dan tepat. Media yang digunakan guru PAI harus tepat dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk menentukan media yang tepat
guru PAI harus memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pemilihan
media, antara lain:
a.
Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran,
b.
Kesesuaian media dengan tingkat kemampuan siswa,
c.
Ketersediaan sumber belajar,
d.
Ketersediaan dana/ biaya, dan
e.
Kesesuaian media dengan teknik yang dipakai. (Basyiruddin Usman 2002,
hlm.128)
Keterkaiatan antara
media pembelajaran dengan tujuan, materi, metode, dan kondisi
pembelajar, harus menjadi perhatian dan pertimbangan pengajar untuk memilih dan
menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga media yang
digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebab
media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi terkait dan memiliki
hubungan secara timbalebalik dengan
empat aspek tersebut. Dengan demikian, alat-alat, sarana, atau media
pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan empat aspek tersebut,
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pemilihan media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus memperhatikan: tujuan pembelajaran,
bahan pembelajaran, metode mengajar, alat yang dibutuhkan, pribadi guru yang
mengajar, minat dan kemampuan mengajar, situasi pembelajaran, dan kondisi
siswa.
8.
Keberhasilan Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Media pembelajaran akan
memberikan pengaruh terhadap peserta didik yaitu peserta didik akan memiliki pemahaman yang bagus tentang
materi yang didapatkan, juga akan memiliki moral atau akhlak yang tinggi,
sehingga besar kemungkinan dengan memperhatikan alat/media
pembelajaran itu, tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan
efisien (Basyiruddin Usman 2002, hlm. 191)
Pada proses belajar mengajar guru harus mempunyai keahlian
dalam menggunakan berbagai macam media pembelajaran, terutama media yang
digunakan dalam proses mengajarnya, sehingga materi ataupun pesan yang
disampaikan akan tersalurkan dengan baik pula.
Keberhasilan penggunaan
media pembelajaran Pendidikan Agama Islam tergantung pada: isi pesan, cara
penjelasan pesan, dan karakteristik penerima pesan.
C.
Kesimpulan
Pengertian media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai perantara atau pengantar,
alat bantu mengajar, sarana pembawa/penyalur pesan, sumber belajar, dan alat
perangsang siswa agar pembelajaran menjadi lebih konkrit dan siswa terlibat
aktif dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar yang efektif dan efisien.
Tujuan penggunaan media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai alat bantu pembelajaran,
yaitu mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan efisiensi pembelajaran,
menjaga relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, dan membantu konsentrasi
siswa.
Fungsi media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam antara lain
memperlancar interaksi antara guru dan siswa, serta perangsang
pembelajaran.
Manfaat media pembelajaran
antara lain penyeragamanan penyampaian
materi, materi lebih jelas dan menarik, pembelajaran lebih interaktif,
efisiensi waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil pembelajaran,
pembelajaran dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, menumbuhkan sikap positif
dalam belajar, pembelajaran lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan
kegiatan belajar.
Ciri-ciri media
pembelajaran adalah ciri fiksatif (fixative property), ciri manipulatif
(manipulative property), dan ciri distributif (distributive property).
Media pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu media bersifat benda dan media bersifat bukan
benda. Media bersifat benda antara lain: media visual, media audial, Projected
still media, dan Projected motion media. Media bersifat bukan benda
berupa keteladanan, perintah/larangan, dan ganjaran/hukuman.
Pemilihan media
pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus memperhatikan tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran,
metode mengajar, alat yang dibutuhkan, pribadi guru yang mengajar, minat dan
kemampuan mengajar, situasi pembelajaran, dan kondisi siswa.
Keberhasilan penggunaan
media pembelajaran Pendidikan Agama Islam tergantung pada isi pesan, cara
penjelasan pesan, dan karakteristik penerima pesan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran.
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Basyiruddin
Usman dan Asnawir. 2002. Media
Pembelajaran. Ciputat Pers, Jakarta.
Basyiruddin Usman. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama
Islam. Ciputat Pers, Jakarta.
Daradjat, Zakiah. 1984. Ilmu Pendidikan Islam.
Bumi Aksara, Jakarta.
Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan Dalam Islam.Al-Ikhlas, Surabaya.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl (2013, Mei 1)
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan
Islam. Kalam Mulia, Jakarta.
Ramayulis. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah
Sistem Pendidikan dan Pemikiran
para Tokohnya. Kalam Mulia, Jakarta.
Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar